karena kau fana, kulesapkan wajahmu dalam-dalam
di kelopak mata
sebelum akhirnya waktu memintamu
di sebuah musim gugur
ketika sepasang angsa putih menepi
memberi jalan bagi wangi melati
di sebuah telaga yang tak henti-henti kuselami
biarlah, biarlah,
bunga yang luruh menyuburkan kenangan
keindahan itu ada dalam kesementaraan
No comments:
Post a Comment